Makin tinggi harga rumah makin banyak pula orang kesulitan membelinya. Para ahli memperkirakan bahwa kaum milenial adalah generasi yang kesulitan untuk dapat membeli rumah saat ini.
Salah satu alasannya ya itu tadi, pendapatan milenial yang bekerja kantoran tidak mampu mengimbangi harga rumah.
Generasi Y atau yang lebih beken dengan nama generasi/kaum milenial adalah kalangan yang lahir di tahun 1980 – 1995. Berarti pada tahun ini rentang usia generasi milenial adalah 26 – 41 tahun.
Menanggapi hal tersebut, ternyata Bambang Eka Jaya, Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) memiliki pandangan yang berbeda soal milenial tak mampu beli rumah.
“Justru menurut saya kebalikannya. Sekarang itu banyak anak-anak milenial below (di bawah) usia 30 tahun itu penghasilannya sudah dua digit atau puluhan juta,” ujar Bambang ketika dihubungi Kompas.com, Senin (4/10/2021).
Bambang mencontohkan, sebuah perumahan yang berada di Jakarta Barat terjual seharga Rp 1,6 miliar per unit dan dibeli oleh milenial yang belum genap berusia 30 tahun.
Mereka tidak membeli unit seharga Rp 800 jutaan yang justru sedang ditawarkan dengan potongan harga dan berbagai macam kemudahan. Sebaliknya, mereka malah tertarik pada unit yang harganya lebih mahal, yaitu Rp 1,6 miliar dengan cara tunai bertahap pula.
Menurut Bambang, milenial yang sanggup membeli rumah memang yang berpenghasilan dua digit, bukan yang berpenghasilan Upah Minimum Regional (UMR).
Kriteria milenial dengan penghasilan dua digit banyak sekali ditemukan di daerah perkotaan, Jakarta misalnya. Mereka adalah karyawan di bidang Information Technology (IT) dan bekerja di perusahaan seperti startup yang bergaji di atas UMR.
Lebih jauh, menurut Bambang saat ini pertumbuhan kelas menengah di DKI Jakarta justru didominasi oleh anak-anak muda milenial.
“Sudah jago IT, mereka juga milih bekerja di perusahaan startup yang gajinya jauh di atas UMR,” ujar dia. Bambang tak menampik, bahwa pada dasarnya setiap orang sanggup membeli rumah.
Hal terpenting selain penghasilan adalah kemampuan mengatur keuangan dengan baik sehingga tidak dapat melakukan perhitungan dengan matang untuk membeli rumah.
“Milenial itu kan generasi kreatif dan tentu memiliki segudang keahlian terutama di bidang teknologi. Hal itu juga yang menjadi optimisme milenial untuk bisa beli rumah,” ungkapnya.
Disadur dari kompas.com