Bambang Eka Jaya, Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) memprediksi, pada tahun 2022 ini rumah tapak (landed house) masih akan mendominasi pasar. Hal ini bisa terjadi lantaran first time home buyer atau konsumen yang membeli rumah untuk pertama kalinya lebih meminati rumah ketimbang apartemen.
“Konsumen merupakan orang-orang yang baru pertama kali punya rumah. Jumlahnya akan lebih dominan. Tentu landed house itu lebih diminati tahun ini,” ungkap Bambang, Selasa (04/01/2022).
Bambang menerangkan, ada berbagai macam alasan kenapa banyak orang lebih memilih rumah tapak ketimbang apartemen.
Yang pertama adalah karena sertifikat kepemilkan tanah rumah tapak merupakan hak milik atas nama pribadi, bukan merupakan hak milik bersama atau strata title .
Kedua, konsumen akan memiliki kebebasan dan keleluasaan terkait rumahnya, seperti dalam hal dekorasi, mengubah bentuk bangunan, hingga meninggikan lantai bangunan yang tentunya belum tentu bisa dilakukan terhadap apartemen.
Ketiga, adalah karena investasi. Rumah tapak memiliki nilai yang jauh lebih tinggi untuk dijual kembali di masa depan.
“Sebagai investasi akan lebih tinggi nilainya karena tanah pribadi. Selain itu, Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) yang harus dibayar lebih murah dibandingkan apartemen,” ujar blio.
Keempat, faktor harga yang ternyata tidak jauh berbeda antara rumah tapak dan apartemen tentu juga menjadi bahan pertimbangan.
Harga rumah tapak di wilayah penyangga Ibu Kota Jakarta seperti di Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi juga masih sangat terjangkau.
Blio mencontohkan, sebuah perumahan di Jakarta Barat yang dibanderol kurang dari Rp 1 miliar dengan ukuran 63 meter persegi.
Harga sekian tidak memiliki perbedaan yang mencolok dengan apartemen dua kamar tidur di pusat kota Jakarta yang ukurannya malah lebih sempit.
Disadur dari kompas.com