Kondisi pasar rumah tapak di Jakarta tampaknya baik-baik saja meskipun harga bahan bangunan mengalami peningkatan secara global.
Head of Research, JLL Indonesia, Yunus Karim menyampaikan, hingga sampai detik ini permintaan rumah tetap stabil dan belum ada perubahan harga rumah yang signifikan.
“Dari sisi permintaan, sektor rumah tapak di Jakarta masih cukup sehat karena didominasi oleh pembeli end user,” ujarnya dalam Second Quarter 2022 Jakarta Property Market Update JLL Indonesia, Rabu (27/7/2022).
Menurut blio, segmen harga rumah tapak yang selalu menjadi magnet bagi masyarakat adalah rumah dengan range harga Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Bahkan 75 persen dari keseluruhan total rumah tapak yang laku terjual di Jakarta pada semester pertama tahun 2022 berasal dari segmen harga di bawah Rp 1 miliar.
“Pasokan rumah di bawah Rp 1 miliar cukup banyak yang masuk dan ada respon bagus dari pasar,” terang Yunus.
Sedangkan dari sisi harga, memang saat ini dikatakan belum ada lonjakan harga yang berarti tetapi para developer perumahan harus tetap jeli dalam melihat situasi. Pasalnya, kenaikan harga bangunan terjadi secara global, maka pihak developer hars kreatif dalam menjaga harga rumah.
“Salah satu faktor yang membuat rumah tapak menarik adalah harganya yang terjangkau. Pengembang harus tetap menjaga ini meskipun harga bahan bangunan naik. Misalnya dengan mengurangi luas bangunan,” imbuh Yunus.
Sebagai informasi, pasar rumah tapak di Jakarta memiliki kondisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan sektor apartemen, di mana tingkat penjulannya pada kuartal II tahun 2022 ini hanya berada di angka 62 persen.
Disadur dari kompas.com