Diperkirakan pada Triwulan III-2022 ini harga rumah di sejumlah kota di Indonesia belum akan mengalami kenaikan yang cukup drastis. Sebagaimana merujuk pada laporan Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia Triwulan II-2022 yang dilakukan terhadap sampel developer di 18 kota.
Mencakup wilayah Jabodebek, Banten, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Manado, Makasar, dan Pontianak. Lalu Medan, Palembang, Padang, Batam, Bandar Lampung, Banjarmasin, Balikpapan, Pekanbaru, dan Samarinda.
Responden memprakirakan pertumbuhan harga properti masih tumbuh terbatas pada Triwulan III-2022. Hal ini terindikasi dari prakiraan pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Triwulan III-2022 sebesar 1,53 persen (yoy).
Lebih rendah ketimbang pada triwulan berjalan yakni 1,72 persen (yoy), tetapi akan lebih tinggi dari 1,41 persen (yoy) pada Triwulan III-2021.
Diprakirakan Melambatnya pertumbuhan harga hunian terjadi pada tipe rumah kecil dan menengah yang masing-masing diprediksi tumbuh sebesar 1,17 persen (yoy), dan 2,13 persen (yoy).
Indeks tersebut melambat ketimbang Triwulan II-2022 yaitu 1,55 persen (yoy) untuk tipe rumah kecil, dan 2,37 persen (yoy) untuk tipe rumah menengah.
Sedangkan hal yang berbeda terjadi pada tipe rumah besar yang meningkat menjadi 1,29 persen (yoy) di mana pada triwulan sebelumnya sebesar 1,23 persen (yoy).
Secara spasial, perlambatan diprediksi terjadi di sebagian besar kota yang disurvei, terutama di Pekanbaru dengan pertumbuhan sebesar 1,35 persen (yoy), Medan 1,69 persen (yoy), dan Manado 2,57 persen (yoy).
Angka tersebut lebih rendah ketimbang Triwulan II-2022, yaitu 2,30 persen (yoy) untuk Pekanbaru, 2,20 persen (yoy) untuk Medan, dan 3,49 persen (yoy) untuk Manado.
Secara triwulanan, harga properti residensial pada Triwulan III-2022 juga diprediksi tumbuh terbatas sebesar 0,16 persen (qtq), melambat ketimbang 0,40 persen (qtq) pada Triwulan II-2022.
Diprakirakan pertumbuhan harga rumah yang melambat terjadi pada semua tipe rumah. Mulai dari tipe kecil tumbuh sebesar 0,13 persen (qtq), tipe menengah sebesar 0,10 persen (qtq), dan tipe besar sebesar 0,25 persen (qtq).
Prediksi kenaikan harga rumah yang terbatas tersebut utamanya dipengaruhi oleh penurunan harga di Kota Manado dan Samarinda.
Disadur dari kompas.com