Kisah Mahasiswa UGM Anak Pemulung yang Raih Penghargaan dari Kemenpora

Alvin Dwi Novemyanto (24) nggak bisa nahan air mata pas terima penghargaan dari Kemenpora RI sebagai Pemuda Berprestasi dan Inspiratif 2024. Penghargaan ini diberikan pas Hari Sumpah Pemuda ke-96 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), 28 Oktober kemarin.

Alvin, yang lagi kuliah S2 Hukum Bisnis di UGM, nggak nyangka bakal dapet penghargaan ini. Perjalanan buat sampai di titik ini penuh perjuangan banget. Alvin cerita, dia dibesarin sama ibunya yang jadi single parent dan kerja sebagai pemulung buat nyukupin kebutuhan Alvin sama dua saudaranya.

Meski kondisi ekonominya susah, Alvin nggak pernah lepasin mimpinya buat sekolah setinggi-tingginya.

“Ibuku adalah seorang pemulung dan single parent, jadi aku di sini ingin mengangkat derajat ibuku,” ujar Alvin, Selasa (5/11).

Alvin, anak kedua dari tiga bersaudara, lahir dan besar di Sragen. Sekarang keluarganya tinggal di Karanganyar, Jawa Tengah. Walau penghasilan keluarganya cuma dari barang bekas, ibunya selalu gigih buat nyekolahin mereka.

Karena keterbatasan biaya, abis lulus SMA di 2018, Alvin lanjut kuliah di Universitas Terbuka (UT) biar bisa kuliah sambil kerja. Untungnya, Alvin dapet beasiswa Bidikmisi (sekarang KIP-K), jadi bisa kuliah gratis.

Selama kuliah, Alvin aktif di kegiatan kampus dan ikut banyak lomba. Di 2021, dia jadi Mahasiswa Berprestasi Terbaik di UT Surakarta dan berhasil masuk finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-33 tahun 2020. Karena pencapaian itu, Alvin dapet beasiswa IKA UT dan ICE Institute.

Ketekunan Alvin nggak berhenti di S1. Setelah lulus di 2023, dia nyoba daftar beasiswa dari LPDP dan berhasil lanjut kuliah S2 di Fakultas Hukum UGM.

“Bersyukur, saya bisa menempuh kuliah di Fakultas Hukum UGM,” ucapnya sumringah.

Semua yang Alvin capai nggak lepas dari doa ibunya yang selalu support. Bagi Alvin, ibunya adalah inspirasi terbesar buat dia terus maju dan nggak nyerah.

Alvin berharap perjuangannya bisa jadi inspirasi buat orang lain, terutama buat anak muda yang punya mimpi tinggi. Buat dia, kondisi ekonomi nggak boleh jadi alasan buat berhenti berjuang.

“Jangan bunuh mimpimu karena faktor ekonomi karena siapapun bisa menjadi apapun. Semakin tinggi mimpi yang kamu punya, semakin tinggi pencapaian yang akan kamu dapat,” pesannya.

Disadur dari jogja.suara.com

Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan