Jatim Infinity: Upaya Pemerataan Akses Digital Sampai ke Pelosok Jawa Timur

Pemerataan akses internet di Jawa Timur (Jatim) tuh bukan sekadar pasang kabel sama tower, tapi juga nyangkut soal Pancasila sila ke-5, yakni keadilan sosial bagi seluruh warga Indonesia, khususnya Jatim. Nah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur lewat Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jatim lagi berupaya lewat program Jatim Infinity, proyek digitalisasi yang nge-cover dari pusat kota sampai ke pelosok desa.

Kata Gugi A. Wicaksono, Kepala Bidang Aplikasi Informatika Diskominfo Jatim, Jatim Infinity ini beda dari cara lama yang serba terpusat. Sekarang konsepnya kolaborasi, nggak cuma antar instansi pemerintah, tapi juga gandengan sama swasta, BUMD, sampai komunitas lokal. Intinya, semua orang di Jatim harus bisa ngerasain manfaat dunia digital, nggak cuma yang tinggal di Surabaya atau Malang.

Masalahnya, Jatim punya 38 kabupaten/kota dengan kondisi geografis yang beragam. Data APJII 2024 nunjukin penetrasi internet di Jatim udah 81,79 persen, nyumbang 15,33 persen buat nasional dan 26,09 persen buat Pulau Jawa. Tapi, masih ada PR gede: 1.011 desa/dusun masuk kategori blank spot, bahkan 35 di antaranya sama sekali nggak ada sinyal seluler.

“Keadilan digital berarti akses harus sama, baik bagi warga di Surabaya maupun warga di pegunungan Bondowoso,” kata Gugi.

Jatim Infinity punya tiga pilar utama:

  1. Infrastruktur TIK – barengan sama PT Telkom Indonesia, Pemprov Jatim narik fiber optic sampai desa. Buat daerah super susah dijangkau, dipasangin internet berbasis satelit.
  2. Digitalisasi layanan publik – salah satunya bikin Majadigi, superapp Pemprov Jatim biar warga bisa urus macem-macem layanan cuma lewat satu aplikasi.
  3. Literasi digital – ngajak komunitas dan kampus buat latih guru, pelaku UMKM, sama perangkat desa biar melek teknologi.

“Kita tidak ingin membangun menara gading digital. Semua pihak harus tahu cara mengakses dan memanfaatkan teknologi,” ucap Gugi.

Sejak mulai jalan, Jatim Infinity udah masuk ke 30 titik, mulai dari SMA/SMK, spot wisata, sampai fasilitas umum. Contohnya di Pos Pendakian Watu Jengger, Mojokerto. Dulu daftar pendakian ribet banget dan serba manual. Sekarang? Tinggal online, praktis dan cepat.

Buat Gugi, Jatim Infinity ini bukan cuma soal teknologi keren-kerenan. Lebih dari itu, ini soal nyamain kesempatan semua warga buat dapat akses internet dan manfaat digital.

“Digitalisasi bukan kemewahan, tapi kebutuhan. Dan keadilan digital adalah bagian dari hak warga negara,” pungkas Gugi. 

Disadur dari beritajatim.com

Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan