Masyarakat Sidoarjo Harap Frontage Road Aloha-Buduran Segera Beres

Warga Sidoarjo makin nggak sabar nunggu proyek Frontage Road (FR) Aloha–Buduran kelar. Jalan alternatif ini dianggap solusi ampuh buat ngatasi macet parah di jalur utama Surabaya–Malang, terutama di titik rawan kayak Waru, Aloha, Gedangan, sampai Buduran.

Syamsuddin (42), warga setempat, bilang FR bakal jadi jalan penyelamat. Selain bikin lalu lintas lebih lancar, proyek ini juga diprediksi ngedorong ekonomi lokal yang selama ini ketahan gara-gara macet.

“Tak hanya soal kelancaran lalu lintas, proyek ini juga diharapkan memberi dampak positif terhadap perekonomian lokal. Kemacetan berkepanjangan selama ini dianggap menghambat aktivitas ekonomi warga,” ucap Syamsuddin, Jumat (1/8/2025).

“Selain itu, pekerjaan di lokasi Desa Buduran Kecamatan Buduran belum maksimal, terlihat bekas tiang listrik yang sudah dipindahkan belum segera diperbaiki. Kondisi itu membahayakan pengendara roda dua yang melintas pada malam hari,” tambah Syamsuddin.

Hal serupa disampaikan Rizal Sukirman (45). Menurutnya, walau ada kendala teknis soal pembebasan lahan, warga tetep optimis proyek bisa beres sesuai target.

“Warga berharap pembangunan Frontage Road dapat diselesaikan sesuai target, termasuk tahapan pengerasan jalan, pengecoran, hingga pembangunan jembatan, agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat luas, khususnya masyarakat Sidoarjo,” ungkap Rizal.

Kepala DPUBMSA Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, buka suara soal hambatan yang ada. Ternyata masalah utama ada di pembebasan lahan makam desa di Waru dan Kedungrejo. Karena tanah makam milik desa, nggak bisa dibayar uang, tapi harus diganti lahan baru. Buat makam Desa Waru, lahan pengganti udah ketemu dan deal, tinggal nunggu pembayaran. Sedangkan makam Kedungrejo sempat ribet karena opsi pertama dan kedua gagal, tapi opsi ketiga akhirnya disepakati. Sekarang tinggal nunggu pengukuran dari BPN.

Selain makam, proyek juga kena imbas bangunan ibadah. Masjid Nurul Huda Kedungrejo yang terdampak diganti dengan masjid baru sekitar 100 meter dari lokasi lama, dan ditarget rampung tahun ini.

Masih ada juga lahan warga lain yang baru bisa dibebaskan tahun ini. Di Banjar Kemantren, proses malah molor gara-gara lahan warisan belum kelar dibagi, soalnya ahli waris ada yang tinggal di luar pulau. Baru selesai akhir 2024, jadi lahannya baru bisa masuk paket pengerjaan 2026.

Satu titik lagi ada di ujung trase Buduran yang nempel sama lahan PT KAI. Tapi menurut Dwi Eko, komunikasi dengan PT KAI udah jalan, dan ada komitmen lahan bakal dilepas 2026.

DPUBMSA nargetin semua lahan tuntas dibebaskan 2025, biar pembangunan fisik FR bisa jalan mulus dan tersambung penuh di 2026.

“Targetnya 2026 seluruh trase tersambung dan tuntas,” tandas Dwi Eko

Disadur dari detik.com

Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan