Permintaan apartemen sewa di CBD Jakarta melonjak gara-gara banyaknya ekspatriat dari Korea Selatan, Jepang, dan Cina yang cuma tinggal sementara di Indonesia. Konsultan Real Estate, Leads Property, ngasih laporan kalau hunian apartemen sewa naik jadi 63,07%.
Ekspatriat ini nyari apartemen sewa yang bikin mereka nyaman seperti di rumah sendiri, mulai dari staff yang bisa bahasa Inggris atau bahasa mereka, makanan sesuai selera mereka, dan banyak warga negara mereka yang tinggal di situ.
Dari data Leads Property, pasokan apartemen sewa di Jakarta naik jadi 10.296 unit. Paling banyak ada di kawasan Central Business District (CBD) sebanyak 48%, disusul Jakarta Selatan 32%, Jakarta Pusat 9%, Jakarta Utara 6%, dan Jakarta Barat 5%.
Menurut Leads Property, Pengembangan apartemen sewa tetap terkonsentrasi di dalam CBD, tapi ada potensi besar munculnya pasokan baru di luar kawasan tersebut.
Tingkat hunian apartemen sewa naik 2,2% dari triwulan sebelumnya jadi 63,07%, didorong oleh perjanjian kontrak.
Apartemen dengan service punya tingkat hunian rata-rata 66,2%, sementara yang non-service lebih rendah, yaitu 54,3%. Meski begitu, sempat ada penurunan 4,5% karena pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS.
Tarif sewa apartemen secara keseluruhan tercatat di US$19,95 atau sekitar Rp 325 ribu per meter persegi per bulan. Apartemen dengan service tarifnya US$22,50 atau Rp 366 ribu per meter persegi per bulan, sedangkan yang tanpa service US$12,74 atau Rp 207 ribu per meter persegi per bulan.
“Saat ini, apartemen service sebagian besar ditempati ditempatkan di CBD, namun kami memperkirakan ke depannya pasokan akan didistribusikan ke seluruh wilayah administratif. Sementara itu, apartemen sewa diperkirakan akan stabil (pasokannya),” pungkasLeads Property.
Disadur dari detik.com