Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM (FK-KMK UGM) kemarin (28/10) baru aja ngeresmikan Revitalisasi Museum Bio-Paleoantropologi dan Museum Anatomi FK-KMK UGM. Ini bentuk dedikasi FK-KMK UGM buat mendukung pengembangan ilmu di bidang kedokteran, biologi, paleoantropologi, dan anatomi.
Dua museum ini jadi tempat keren di mana sejarah, ilmu pengetahuan, dan edukasi ketemu, bikin pengalaman belajar yang lengkap buat mahasiswa, peneliti, dan juga masyarakat. FK-KMK UGM juga kerja sama sama PT AKR Corporindo Tbk yang dipimpin Haryanto Adikoesoemo buat ningkatin fungsi dan daya tarik museum.
Kolaborasi ini bagian dari revitalisasi museum biar tampilannya lebih keren dan fasilitasnya lebih lengkap. Dukungan PT AKR Corporindo bikin museum ini makin interaktif, dengan ruang pamer modern dan sistem display koleksi yang lebih kece.
Museum Bio-Paleoantropologi ini ngangkat sejarah panjang kehidupan manusia dan evolusinya lewat koleksi fosil dan artefak yang terkurasi banget. Laboratorium Bio dan Paleoantropologi ini berdiri sejak 1989 berkat Kemendikbud dan almarhum Prof. Dr. Teuku Jacob.
Banyak fosil manusia dan hewan purba Indonesia yang disimpan di sini, termasuk fosil penting yang sebelumnya disimpen di luar negeri kayak di Jerman, Belanda, dan AS.Di museum ini nggak cuma ada fosil-fosil purba, tapi juga pembahasan soal evolusi, karakteristik tengkorak primata, evolusi gigi, dan morfologi.
Koleksinya lengkap banget—ribuan fosil hewan, puluhan fosil tumbuhan, dan artefak manusia—jadi pusat unggulan buat penelitian biopaleoantropologi di Indonesia.
Museum Anatomi FK-KMK UGM juga nggak kalah keren! Di sini ada koleksi yang ngejelasin tubuh manusia dengan detail, dari sistem rangka, otot, organ penting, sampai embriologi yang menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak di kandungan.
Pengunjung bisa belajar sistem muskuloskeletal, kardiovaskular, respirasi, genitourinari, neurosensori, sampai organ pencernaan dan reproduksi.
Prof. dr. Ova Emilia, Rektor UGM, bilang kalau dengan spesimen yang ditampilin secara detail, museum ini jadi peluang buat mahasiswa kedokteran dan masyarakat buat lebih paham struktur dan fungsi tubuh manusia.
Koleksi ini bukan sekadar artefak, tapi kayak jendela buat paham kompleksitas tubuh kita. Misalnya, bagian Embriologi ngajak pengunjung buat ngikutin perkembangan janin dari pembuahan sampai pembentukan organ vital. Intinya, museum ini wujud nyata dedikasi UGM dalam ngenalin ilmu anatomi ke masyarakat luas.
Museum Bio-Paleoantropologi dan Museum Anatomi FK-KMK UGM nggak cuma tempat nyimpen koleksi ilmiah, tapi juga pusat belajar yang diharapkan bisa nginspirasi anak muda.
FK-KMK UGM bakal terus dukung pendidikan dan penelitian lewat dua museum ini. Dengan gabungan ilmu pengetahuan, sejarah, dan teknologi, museum ini buka wawasan baru soal kehidupan, baik dari sisi evolusi biologi maupun kompleksitas anatomi manusia.
“terimakasih untuk semua pihak yang mendukung revitalisasi museum. Peresmian kedua museum ini adalah langkah nyata FK-KMK UGM dalam mewujudkan visi pendidikan berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan dunia ilmiah,” tutupnya.
Disadur dari starjogja.com