Gunungkidul lagi gencar banget ngelakuin program keren bernama Gerbang Pagi, singkatan dari Gerakan Pengembangan Pangan dan Gizi. Ide besarnya simpel tapi berdampak — bikin pekarangan rumah atau halaman kantor jadi lahan produktif buat nanam sayur, buah, atau tanaman herbal.
Program ini dijalankan bareng seluruh jajaran pemerintah daerah lewat surat edaran Bupati Gunungkidul Nomor 33 Tahun 2025. Jadi, gak cuma warga biasa yang ikut, tapi juga para pegawai Dinas Pertanian dan Pangan (DPP), mulai dari kepala dinas sampai staf lapangan. Semua diajak turun tangan buat nunjukin kalau ketahanan pangan bisa dimulai dari rumah sendiri.
Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi, bahkan jadi contoh langsung. Ia nanam terong dan cabai di halaman rumah, bukan pakai lahan luas, tapi cukup pakai galon bekas sebagai pot.
“Sebentar lagi panen terong, sekarang sudah berbuah, namun masih menunggu panen. Saya harap semua pegawai juga bisa memanfaatkan barang barang yang tidak berguna, seperti galon bekas atau polybag untuk penanaman sayur di rumah,” ucapnya.
Sementara itu, Fardania Ekasari, Ketua Tim Diversifikasi Pangan di DPP Gunungkidul, juga gak mau kalah. Di rumahnya yang lahannya terbatas, dia sukses nanam terong, cabai, pare, sawi, seledri, sampai loncang.
“Sudah ada yang panen, lumayan tidak perlu membeli sayuran, tinggal petik seperti sawi hijau, sebentar lagi terong juga panen,” kata Fardania.
Gaya hidup hijau ini ternyata gak cuma soal hemat, tapi juga menyehatkan. Suswaningsih, Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Semanu, bilang kalau keluarganya udah lama konsumsi sayuran organik hasil tanam sendiri.
“Kami memang membutuhkan sayuran organik untuk menjaga kesehatan tubuh, sudah lama kami mengkonsumsi sayur organik hasil tanam sendiri,” katanya.
Dari sini, keliatan banget kalau Gerbang Pagi bukan cuma sekadar program pemerintah, tapi udah jadi gerakan sosial yang nular. Banyak warga ikut-ikutan bikin “mini garden” di rumah masing-masing. Pekarangan yang dulunya kosong sekarang berubah jadi hijau, penuh cabai, terong, atau daun sawi segar.
Selain mempercantik rumah, gerakan ini juga bantu masyarakat makin mandiri secara pangan. Gak perlu panik waktu harga sayur naik, karena semua bisa dipetik dari halaman sendiri.
Gerbang Pagi nunjukin kalau ketahanan pangan gak harus dimulai dari proyek besar. Cukup dengan satu galon bekas, segenggam tanah, dan niat buat nanam, siapa pun bisa berkontribusi buat masa depan pangan yang lebih berkelanjutan. Gunungkidul udah mulai, giliran daerah lain nyusul?
Disadur dari timesindonesia.co.id