Aerated Autoclaved Concrate (AAC) atau yang lebih dikenal dengan sebutan bata ringan ini hadir sebagai solusi buat Kamu yang ingin membangun rumah dengan cepat dan hemat.
Bata ringan berukuran jauh lebih besar ketimbang bata merah sehingga proses pengerjaan lebih cepat yang tentunya berdampak pada biaya karena dapat selesai lebih cepat.
Tapi, bagaimana dengan kekuatannya ? Mana yang lebih kuat, bata ringan atau bata merah ? Atau, jangan-jangan bata ringan rapuh mudah jebol. Nah, agar lebih jelas simak ulasan artikel berikut ini!
Cara mengetahui mana yang lebih bagus?
Bandingkan bahan baku keduanya
Bata ringan terbuat dari beberapa bahan baku seperti semen, pasir silika, kapur, alumunium pasta dan gypsum. Semua bahan tersebut dicampur jadi satu. Adonan campuran bahan-bahan tersebut dituangkan ke dalam bejana untuk kemudian mengembang.
Setelah kering, bata akan dipotong sesuai ukuran dan selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin autoclaved. Dari mesin inilah bata ringan memperoleh kekuatannya.
Sedangkan bata merah lebih sederhana. Bata merah menggunakan tanah liat yang dilebur, dicetak yang kemudian dibakar hingga mengeras dan berwarna kemerah-merahan.
Pecahkan Saja Batanya, Biar Lebih Ramai Yakin
Cobalah Kamu potong bata ringan seukuran dengan bata merah. Kemudian hantamkan kedua bata tersebut satu sama lain secara seimbang. Mana kira-kira yang hancur duluan ?
Kalau mau tes yang lebih profesional dan valid, Kamu bisa menggunakan tes mandiri di lab sipil milik universitas atau perusahaan tertentu. Hasil tes memperlihatkan bata ringan mampu menahan beban hingga 40,78 kg/cm2 sedangkan bata merah hanya 25,49 kg/cm2, jelas lebih kuat bata ringankan.
Tapi kan, dinding bata merah lebih sulit dipaku ketimbang dinding bata ringan
Mungkin masyarakat berpikir, dinding bata ringan lebih “empuk” berarti lebih jelek. Sebenarnya hal seperti itu kuncinya terletak pada semen. Bagian dinding terluar terdiri lari lapisan semen yang sifatnya melekat, mengikat dan keras.
Ketebalan plaster dinding bata merah bisa sampai 4cm sedangkan bata ringan setebal 4mm, hanya 10%-nya saja cuy. Ketika Kamu memaku tembok bata merah, tentu Kamu akan berhadapan dengan plaster semen setebal 4cm sehingga terasa sulit. Beda cerita kalau ketebalan plaster semennya hanya 4mm.
Atau begini saja, ambillah bata ringan dan bata merah dengan dimensi yang sama. Kemudian paku dititik yang sama. Bata merah akan cenderung lebih mudah terbelah ketimbang bata ringan. Kalau tidak percaya, coba saja!
Disadur dari blessconbataringan.com