Investasi properti adalah sebuah peluang bisnis yang menarik tetapi juga menjanjikan. Dikutip dari kompas.com, ketepatan dalam mengambil peluang yang ada menentukan keberhasilan investasi properti.
Sebagai contoh, pada masa wabah Covid-19 ini banyak orang yang takut mengambil risiko, lebih milih main aman, padahal kan ini justru peluang yang tepat untuk membeli properti.
“Membeli saat market tinggi itu salah. Saat ini di masa krisis biasanya orang takut beli sesuatu dan kita ambil kesempatan, ini waktu yang tepat sekali,” terang Presiden Direktur Era Indonesia Darmadi Darmawangsa.
Sementara itu, dikutip dari siaran pers Colliers International Indonesia, disebutkan bahwa peluang investasi properti Indonesia pada tahun 2022 memberikan sinyal yang cukup baik.
Hal ini tampak dari adanya pembuktian pengelolaan kebijakan ekonomi dan kesehatan selama pandemi Covid-19 oleh Pemerintah Indonesia.
Oleh karena itu, lembaga pemeringkat kredit internasional Fitch mempertahankan peringkat BBB Indonesia dengan target produk domestik bruto (PDB) mencapai 6,8 persen di tahun 2022.
Ini menjadi hal yang penting mengingat ketika ekonomi mengalami pertumbuhan, maka pasar properti, permintaan pengguna dan investasi juga akan turut meningkat.
Untuk detik ini tampak adanya ketertarikan lebih dari para investor baik dalam maupun luar negeri pada sektor perumahan dan logistik.
Untuk sektor perumahan sendiri, sejumlah orang tampak lebih memilih untuk membeli atau tinggal di apartemen dengan harga yang lebih murah dan aksesibel, ketimbang dengan rumah tapak tetapi harus menempuh jarak 1 sampai 2 jam perjalanan dari pusat kota.
Dalam hal permintaan pasar, perumahan yang dibanderol di kisaran Rp 300 juta hingga Rp 1 miliar masih menempati peringkat tertinggi. Lain halnya dengan masyarakat yang memiliki kocek yang lebih dalam, mereka cenderung memilih apartemen kelas menengah hingga mewah di pusat atau pinggiran kota.
Walaupun ada juga yang lebih memilih properti dengan harga terjangkau dan bertempat di daerah cukup jauh dengan syarat terdapat transportasi yang memadai serta pembangunan infrastruktur.
Sementara itu, dari sektor logistik juga terdapat banyak permintaan walaupun volumenya relatif kecil jika dibandingkan dengan pasar gateway atau negara-negara di benua Asia lainnya. Dengan begitu Indonesia masih berpeluang untuk berkembang.
Di sektor perhotelan pun juga sama, terlihat kebangkitan yang cukup cepat dalam okupansi dan membuka peluang bagi investor untuk berinvestasi.
Tetapi, pada sektor perkantoran terjadi hal yang cukup berbeda. Sektor perkantoran belum memperlihatkan pergerakan signifikan atau mampu menarik minta investor untuk bertransaksi.
Disadur dari kompas.com