Setiap tahun kebutuhan akan rumah meningkat sedangkan lahan yang tersedia makin menipis. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 menyebutkan, backlog sejumlah 11.459.875 dan terus meningkat setiap tahunnya.
Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini ialah dengan program subsidi pengelolaan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Sudah banyak sekali hunian vertikal (rusun) yang berdiri dengan dukungan program ini, dan penyediaan dengan bentuk rumah maisonet bakal menjadi alternatif yang menarik bagi masyarakat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Direktorat Jenderal Cipta Karya menggelar acara bedah buku yang berjudul “Rumah Maisonet : Hunian pada Lahan Kecil” pada Kamis (31/3/2022).
Event bedah buku tersebut dilaksanakan oleh Perpustakaan Direktorat Jenderal Cipta Karya secara online melalui zoom meeting dan streaming youtube.
Acara bedah buku ini bertujuan untuk mensosialisasikan tipologi rumah maisonet sebagai salah satu alternatif pembangunan tempat tinggal di lahan terbatas pada perkotaan sekaligus mendorong pengembangan budaya literasi kepada warga +62.
“Buku ini sangat bermanfaat khususnya untuk penyelenggara pembangunan infrastruktur, dan sebagai informasi terkait penyediaan hunian pada lahan terbatas bagi seluruh stakeholders pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan, antara lain bagi para perencana, praktisi, akademisi, dan masyarakat” ungkap Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti.
Buku ini membahas prinsip dan tipologi rumah maisonet dengan tetap mengacu pada aturan dan standar yang berlaku.
Penulis pun juga menawarkan sejumlah desain rumah maisonet melalui konfigurasi penggunaan lahan yang jauh lebih efisien dibandingkan dengan kebutuhan rumah tapak yang ada, tanpa mengesampingkan elemen-elemen pendukungnya.
“Model tipologi hunian maisonet muncul sebagai solusi pemenuhan kebutuhan hunian di kawasan perkotaan yang terhambat keterbatasan lahan sehingga berakibat pada ketersediaan dan harga hunian yang relatif tinggi. Model tipologi ini dapat meningkatkan kepadatan bangunan dan penghuni sehingga pemanfaatan lahan menjadi lebih efisien,” terang Diana.
Diana berharap agar teknologi ini bisa disosialisasikan secara masif kepada semua pihak yang terkait. Perlu diketahui, Kementerian PUPR sudah memiliki regulasi yang mengatur tipologi rumah maisonet antara lain SNI 03-6981-2004 dan Pedoman Teknis Nomor PD T-01-2005-C
“Kami berharap dengan hadirnya konsep-konsep yang inovatif seperti pada buku rumah maisonet ini dapat mendukung komitmen Kementerian PUPR dalam mewujudkan permukiman bebas kumuh dan penyediaan hunian yang terjangkau,” ungkap Diana.
Para narasumber yang hadi dalam event ini antara lain Mahatma Sindu Suryo, S.T., M.T. dan Muhammad Alfian Rizki, S.T., M.T. sebagai penulis,
Fenita Indrasari, S.T., M.T., Ph.D sebagai moderator, serta Kepala Sub Direktorat Perencanaan Teknis Rumah Susun Direktorat Jenderal Perumahan Dr. Yuri Hermawan Prasetyo, S.T., M.T. sebagai penanggap.
Peserta acara ini berasal dari berbagai latar belakang, seperti para ahli, praktisi bidang permukiman dan perumahan, akademisi, pemangku kebijakan, pejabat fungsional, dan pustakawan.
Disadur dari industry.co.id