Jadi Ini Toh yang Bikin Tingkat Sewa Apartemen di Jakarta Turun

Knight Frank Indonesia menyebutkan bahwasanya sepanjang Semester I-2021, tingkat sewa apartemen di Jakarta mengalami penurunan. Syarifah Syaukat selaku Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia mengatakan penurunan tingkat sewa sebesar 3,4 persen, menjadi 59,9 persen.

“Gelombang kedua dari pandemi kembali memberikan dinamika bagi pergerakan pasar properti. Kami mencatat tingkat penyewaan apartemen Semester I-2021 ini lebih rendah 3,4 persen dibanding tahun lalu,” ungkap Syarifah dalam diskusi virtual Knight Franks, Kamis (05/08/2021).

Menurut Syarifah, salah satu penyebab turunnya tingkat sewa ini adalah adanya repatriasi warga negara asing (WNA) atau Tenaga Kerja Asing (TKA) yang kembali ke negaranya sejak awal tahun 2021.

Setelah melonjaknya kasus Covid-19 pada Juni 2021, maka tren bule mudik ini makin masif dan terus berlanjut.

“Secara bergelombang TKA kembali lagi ke negara asalnya karena pandemi yang meningkat sejak Juni 2021,” ungkapnya.

Untuk bisa mengakali rendahnya tingkat sewa ini, para pengelola pun punya program yang namanya staycation dan lonstay sebagai strategi untuk tetap dapat bertahan. Biasanya pengelola menerapkan protokol kesehatan ketat supaya dapat menarik minat tamu.

Banyak juga lho apartemen yang bahkan telah mengantongi sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).

“Untuk permintaan penyewaan apartemen pasca pandemi diperkirakan akan bertahap dalam jangka pendek. Hal ini tentu sangat tergantung pada tingkat keberhasilan vaksinasi serta implementasi turunan peraturan Omnibus Law terkait pekerja asing,” ujar Syarifah.

Tidak hanya pada segmen sewa, ternyata di segmen lain yaitu tingkat serapan juga tidak mengalami perbaikan yakni tetap berada di angka 8.978 unit. Hal ini berpotensi untuk memperbanyak stok apartemen yang belum terserap.

Menurut catatan Knight Frank, hingga 2023 esok bakalan ada tambahan stok baru sebanyak 1.670 unit dengan mayoritas bertempat di Kawasan Central Business District (CBD).

Jumlah tersebut asalnya dari dua proyek yang tertunda masuk pasar pada tahun 2020 kemarin dan berencana akan masuk pasar pada akhir tahun ini.

“Bahkan, ada satu proyek lainnya yang akan masuk tahun ini telah tertunda sejak tahun 2019,” ungkap Syarifah.

Disadur dari kompas.com



Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan