Pemerintah terus menyempurnakan berbagai macam proses untuk ibukota negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, baik dari sisi regulasi sampai urusan teknis.
Pemindahan ini akan dilakukan secara bertahap sampai tahun 2024 mendatang dan saat ini pemerintah mulai menyaring berbagai perusahaan konstruksi untuk nanti mengerjakan proyek di IKN Nusantara.
Banyak pihak sudah menyuarakan opini maupun analisisnya tentang pemindahan IKN ini terutama soal dampak yang akan terjadi pada ibukota lama, yaitu Jakarta. Salah satunya seperti survei yang dilakukan oleh Knight Frank Indonsia.
Menurut survei tersebut, 73 persen menilai bahwa pemindahan ibukota tak akan berdampak besar bagi pasar properti di Jakarta dan sekitarnya baik dari besarnya peminat, sisi penawaran, hingga range harga.
Sebanyak 54 persen juga menilai kepindahan ini tak akan berdampak pada tingkat okupansi properti di Jakara. Secara umum, sektor properti tetap akan berjalan seperti biasanya dari seluruh aspek pada umumnya.
“Bahkan ada optimisme dari responden yang disurvei, sektor properti di Jakarta masih akan tumbuh dan tidak akan terpengaruh dengan jumlah pasokan yang porsinya mencapai 68 persen maupun tingkat permintaan dengan porsi 63 persen untuk properti di Jakarta,” ungkap Country Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip.
Selain itu, diperkirakan sektor residensial dan perkantoran di Jakarta bakal terus melakukan pembangunan sedangkan proyek IKN masih harus merumuskan apa saja yang mau dibangun.
Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas lainnya baik dari industri, logistik, ritel, hotel dan lainnya yang di mana di IKN masih dalam tahap desain dan pengembangan sementara di Jakarta sendiri sudah lengkap tersedia.
Survei ini juga turut memasukkan sejumlah kota lain di sekitaran IKN Nusantara yang memiliki potensi untuk investasi properti dalam kurun waktu 3 hingga 5 tahun mendatang.
Tentunya Penajam Paser Utara sebagai ibukota baru bakal amat sangat berpotensi dan itu dipilih oleh 16 persen responden.
“Pengembangan IKN tentunya akan berpangaruh signifikan dalam jangka pendek khususnya untuk pertumbuhan properti di Jakarta baik dari sisi parokan, permintaan, tingkat hunian, maupun harga. Di sisi lain, wilayah Jakarta dan kawasan Bodetabek tetap akan menjadi poros kegiatan bisnis dan investasi properti nasional,” tandas blio.
Disadur dari rumah.com