Waktu yang panjang sering kali menjadi pertimbangan sebelum memutuskan untuk mengambil Kredit Pemilikan rumah (KPR). Ada kecemasan kalau ga bisa melunasi KPR di masa depan. Tapi tenang aja, kamu ga perlu ambil pusing dengan kekhawatiran tersebut jika pandai dalam mengatur keuangan. Berikut tipsnya biar KPR lancar tanpa pusing.
Mengelola Pendapatan dengan Baik
Membuat anggaran setiap bulan dengan pembayaran KPR sebagai prioritas utama. Dan kamu harus mematuhi anggaran yang sudah dibuat.
Apabila memiliki penghasilan yang lebih, pisahkan untuk pembelian barang yang diinginkan, tetapi hindari pengeluaran yang tidak dibutuhkan.
Hitung sisa pendapatan setelah dikurangi kebutuhan rutin seperti transportasi, pajak, uang makan, biaya sekolah dan sebagainya.
Apabila pendapatan bersih 3 Juta rupiah, sisihkan 2,5 Juta untuk KPR, sisanya untuk ditabung untuk kebutuhan masa depan.
Meningkatkan Kemampuan
Tingkatkan kemampuan mencicil meskipun pendapatan relatif sama, caranya bisa dengan memanfaatkan tunjangan, bonus atau kenaikan gaji.
Tenor KPR bisa mencapai 15-20 tahun, sehinggap upaya ini bisa menjadi antisipasi darurat.
Meningkatkan sumber penghasilan dengan berinvestasi atau membuka bisnis
Kamu bisa menambah sumber pendapatan dengan membuka sumber pendapatan lain, seperti membuka usaha atau dengan berinvestasi.
Hilangkan Pengeluaran yang Tidak Penting
Sikap Konsumtif adalah aspek yang harus dihindari ketika Kamu berkomitmen untuk mengambil KPR.
Melawan hasrat seperti kongkow-kongkow di kafe, jalan-jalan ke tempat wisata dan doyan belanja barang-barang yang tidak perlu menjadi hal utama yang harus ditanamkan dalam diri kamu sejak mengambil KPR.
Dalam perencanaan keuangan, tidak ada salahnya penghasilan Kamu dialokasikan untuk beberapa poin berikut ini:
- 60% biaya hidup bulanan
- 20% tabungan dan investasi
- 10% kebutuhan darurat
- Maksimal 30% jika masih ada cicilan. Bilamana ada, alokasi untuk poin yang lain dikurangi.
Dari poin di atas, kebutuhan hidup masuk ke dalam 60%, dimana hanya 20% saja yang boleh dihabiskan.
Jika mampu, 20% sebaiknya diperkecil lagi menjadi 10%.
Sisanya yang 10% lagi dialokasikan untuk keperluan darurat, antisipasi apabila suku bunga bank tiba-tiba naik secara drastis.
Disadur dari rumah.com
