Saat ini apartemen banyak yang dipandang lagi lesu, over supply dan banyak unit yang kosong alias tidak dihuni. Jangan-jangan ada yang menghuni tapi ga kelihatan, hihihiii.
Kalau apartemen istilahnya Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), KPA ini pernah boombing pertumbuhan pada tahun 2011 dan 2012 silam yang bahkan prosenan pertumbuhannya sempat di atas 80.
Eh, tapi kok di tahun 2013 malah anjlok, terjun bebas ga kira-kira bahkan sampai minus atau negative growth di tahun 2015 (minus 1,7 %) dan 2016 (minus 0,7%). Ternyata, ke-anjlok-annya ini sebagai akibat dari pengetatan pemberian mortgage di tahun 2012 (KPR Indent dan loan to value/LTV).
kondisi ini lah yang bikin apartemen dipersepsikan lesu, over supply dan banyak unit kosong sampai sekarang, padahal pendekatan review apartemen sudah sangat berbeda dengan property landed house atau rumah tingggal.
Proses pembangunan apartemen cukup lama, bisa sampai 5-8 tahun sejak proyek dipasarkan, berbeda dengan rumah tinggal yang 6 bulan jadi, paling lama juga 2 tahun.
Apartemen selesai dibangun ga bisa langsung dihuni, masih ada faktor lain yang ga boleh dilewatkan, misal unitnya belum dilunasi karena masih proses KPA, atau DP belum jatuh tempo, cash tahap belum selesai, masih menunggu proses ijin layak huni, serta masih perlu diisi firuniture, belum lagi kalo pembelinya investor masih perlu waktu buat mencari penyewa. Intinya gini, kalau apartemen masih kosong belum tentu belum laku terjual.
Untuk developer yang sudah pengalaman, mereka sudah punya caranya biar bisa laku terjual, biasanya kalau unitnya sudah laku diatas 50 sd 60 prosen baru mereka akan melakukan pembangunan, tergantung respon market. Maka dari itu, jualan apartemen selalu dilakukan tower per tower, tower berikutnya akan dipasarkan apabila tower sebelumnya sudah terjual diatas 60 sd 80 prosen.
Setelah sebelumnya minus, di tahun 2017-2019 pembiayaan Apartemen mulai naik kembali, growth 19,5% pada 2017, growth 29% pada 2018, dan growth 12% pada 2019. Diperkirakan kenaikan ini merupakan realisasi penjualan 3 sd 5 tahun sebelumnya.
Untuk apartemen premikum market dalam beberapa tahun belakangan ini ada trend developer lebih cenderung membuat program cash tahap jangka panjang atau down payment bisa dicicil agak panjang, yaitu sd 5 tahun disesuaikan dengan estimasi penyelesaian pembangunan apartemen. Kondisi demikian diperkirakan juga turut berdampak kepada pertumbuhan pembiayaan apartemen.
Tahun 2020 kemarin di tengah musim pandemi, pembiayaan apartemen masih mengalami growth diangka 2,1 % per Q3 2020, sedikit di atas angka pertumbuhan industri yang berada pada angka 2%.
Diproyeksikan tahun 2022 dan seterusnya, pasca pandemi pembiayaan apartemen akan meningkat seiring dengan selesainya beberapa pembangunan apartemen di Jakarta dan Surabaya, porsi pembiayaan apartment terhadap total mortgage masih sangat kecil yaitu hanya sebesar 4,23 prosen serta Non Performing Loan atau NPL portofolio apartemen masih di bawah angka NPL mortgage, yakni di angka 2,8 %, sementara angka npl total mortgage di 3,2 %, posisi Q3 2020.
Nah, buat Kamu-kamu yang mau beli apartemen, sekiranya ini yang perlu dipertimbangkan:
- Cek developernya, apakah sudah punya pengalaman atau tidak, minimal punya kisah sukses jualan properti
- Apakah developernya punya kerjasama dengan bank-bank utama KPR atas pembiayaan apartemen/KPA. Ini bisa digunakan alat buat me-review atas project dan developernya, soalnya bank akan mereview atas apartemen dan developer yang membangun apartemen sebelum menjalin kerjasama.
- Lokasi yang strategis, misal dekat dengan transportasi massal, ini bukan soal Kamu punya kendaraan pribadi atau enggak ya, tapi karena kedepan di kota-kota besar akan mendorong warganya untuk menggunakan angkutan massal seperti LRT, MRT, Trans Jakarta, dan akan membatasi pengunaan kendaraan pribadi.
- Rancangan dari hunian apartemen, seperti fasilitas parkir dan fasilitas pendukung lainnya. Kan ga lucu punya apartemen tapi naruh mobilnya di depan rumah orang, wkwkwk.
Disadur dari propertynbank.com