Seiring berjalannya narasi bahwa Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan mengusung konsep Smart City, maka investasi Data Center juga memiliki peluang yang bagus. Konsep Smart City secara keseluruhan juga harus didukung dengan smart technology, smart citizen, smart mobility, smart health care.
“Konsep smart itu erat kaitannya sama IoT (Internet of Things) jadi semuanya dapat dikendalikan lewat gadget. Bicara soal IoT itu sudah pasti kaitannya ke data center, smart city tidak mungkin tanpa adanya data center,” ungkap Associate Director Property and Engineering Services Knight Frank Toni Peredina, Rabu (31/8/2022).
Toni menilai, tantangan utama dalam membangun data center ini adalah infrastruktur yang harus disiapkan di Kalimantan, bukan lagi soal investasi. Data center memiliki 4 level tier untuk memaksimalkan durasi sistem data center down.
Saat ini yang paling utama saat adalah Tier 4 di mana dalam setahun data center itu hanya bisa down selama 30 menit per tahun.
“Jadi kalau tingkat persentasenya itu data center (Tier 4) 99,995 persen harus selalu menyala,” ujarnya.
Dengan begitu, suplai listrik untuk Tier 4 juga harus memadai. Toni mencontohkan, misalnya yang menjadi pemasok utama adalah PLN, artinya harus mengambil dari sumber yang berbeda.
Jika digambarkan di Jakarta, maka berasal dari Muara Karang dan Jatiluhur yang merupakan dua sumber pembangkit listrik yang berbeda.
Dari sisi investasi pun juga sangat besar lantaran dibutuhkan backup genset minimal 2 berikut dengan pendinginannya.
Namun, secara keseluruhan menurut Toni, keberadaan data center ini harus didukung dengan infrastruktur yang memadai.
“Prospeknya sangat baik karena buat smart city pasti akan dibutuhkan data center tapi tanpa persiapan infrastrukutr dari pemerintah yang baik mungkin investor akan pikir-pikir,” paparnya.
Disadur dari bisnis.com