Siapa sih yang gak tau Pondok Indah? Salah satu kawasan elite di Jakarta Selatan yang isinya rumah-rumah mewah. Tapi, lo tau gak sih kalau dulu Pondok Indah itu hutan karet?
Lisa Kuntjoro, broker rumah di Pondok Indah, cerita kalau sebelum dikembangin, wilayah ini adalah hutan karet. Kawasan Pondok Indah mulai digarap tahun 1970-an sama pengembang PT Metropolitan Kentjana.
Menurut situs resmi Pondok Indah Group, kawasan ini mulai dikembangin tahun 1972. Proyek pertamanya bikin komplek perumahan di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Dari lahan hutan karet seluas 460 hektare, PT Metropolitan Kentjana sukses nyulap jadi area residensial dan komersial paling elite di Indonesia.
“Pondok indah itu dulunya hutan karet. Sebagian di tempatku (Alam Asri) sudah ditebangin (tahun 1980-an), kalau di Duta Duta masih hutan karet, masih banyak pohon-pohon yang belum ditebang,” ucap Lisa.
Lisa juga bilang, dulu Pondok Indah kebanyakan jual lahan kosong atau kavling. Tapi, ada juga investor yang beli kavling, bangun rumah, terus dijual lagi. Rumah-rumah yang dijual biasanya di lahan seluas 120-140 m2.
“Ada beberapa investor yang beli tanah sekaligus bangun rumah, nah itu yang bikin (Pondok Indah) cepat tumbuh kalau aku bilang. Karena kan habis bangun (rumah) dijual,” ujarnya.
Sekarang, Pondok Indah udah jadi kawasan elit di selatan Jakarta. Menurut Lisa, ini karena Pondok Indah punya fasilitas yang lengkap banget, mulai dari perumahan, apartemen, sekolah, mal, rumah sakit, perkantoran, sampai rumah ibadah.
“Sekarang aku tanya, di Pondok Indah ini apa yang nggak ada? Nggak bisa sebut kan? Semuanya ada,” katanya.
Harga Tanah di Pondok Indah
Nah, jadi kawasan elit, berapa sih harga tanah di Pondok Indah? Menurut ‘Ratu Pondok Indah’ Lisa Kuntjoro, harga tanah di sini beda-beda, tergantung areanya.
“Sekarang (harga tanah) Rp 40 juta (per m2), di daerah aku ya (Alam Asri). Estimasi kalau daerah bagus itu bisa Rp 45 juta (per m2),” katanya.
Sementara itu, di kawasan elit Pondok Indah, yaitu Bukit Golf Pondok Indah, harga tanahnya bisa nyampe Rp 55-60 juta per meter persegi (m2). Bahkan, sebelum pandemi COVID-19, harga tanah di sana bisa tembus Rp 80 juta per m2.
“Dulu sebelum COVID-19, (harga tanah) di Bukit Golf itu bisa Rp 80 juta-an per m2. Sekarang sekitar Rp 60 juta-an,” jelasnya.
Luas lahan yang dijual juga beda-beda, ada yang mulai dari 120 m2 sampai 1.000 m2. Ada juga yang jual kavling dengan luas mulai dari 300 m2 sampai berhektare-hektare.
Disadur dari detik.com
