Setiap orang yang sadar punya pinjaman/utang, pasti pengen banget utangnya bisa lunas dalam waktu cepat, kalau bisa sebelum jatuh tempo malah. Kalau punya uang lebih, prioritasnya adalah membayar utang.
Tapi nyatanya, debitur malah harus merogoh kocek lebih apabila melunasi pinjaman sebelum waktu yang telah disepakati bersama. Sebut saja Kredit Tanpa Agunan (KTA), ada denda atau biaya pinalti jika pelunasannya dipercepat.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pun juga sama. Niat hati mau bebas utang cepat tapi malah bikin rugi. Seperti dilansir dari Cermati.com, berikut kerugian melunasi KPR lebih cepat:
Perhitungkan skema bunga KPR
Dalam urusan KPR, biasanya berlaku dua tingkat bunga. Yaitu bunga tetap (fixed) dan bunga ngambang (floating). Suku bunga tetap biasanya di awal-awal untuk menarik minat pembeli. Tapi sayangnya tingkat bunga tetap cuma diberikan sampai jangka waktu tertentu, misall 2 atau 3 tahun.
Kemudian setelah itu berlaku bunga mengambang. Besarannya berfluktuasi soalnya oleh bank disesuaikan dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau 7-Day Reverse Repo Rate.
Misalkan Kamu mengambil KPR dan melunasi sisa KPR sebelum tenor berakhir satu tahun terakhir, dengan tingkat bunga yang berlaku pada saat itu. Tetapi Kamu malah tekor, karena bisa saja di satu tahun tenor tersebut BI menurunkan suku bunga acuan dan pihak bank memotong bunga KPR.
Maka dari itu, ga ada salahnya untuk memperhatikan tren suku bunga BI dan perbankan sebelum melunasi pinjaman KPR. Biar kamu untung, bukan buntung.
Atau sebelum membeli rumah, Kamu pertimbangkan dengan matang untuk memilih KPR Syariah. Sebab, dalam KPR Syariah tidak menerapkan sistem bunga. Sehingga sampai tenor selesai besaran cicilan KPR tetap.
Biaya denda atau pinalti
Melunasi utang sebelum jatuh tempo bisa menjauhkan debitur dari kredit macet. Tapi ternyata pakai cara ini bisa bikin rugi pihak bank.
Misal contoh, harga rumah Rp 300 juta, DP 15 persen = Rp 45 juta. Pokok kredit = Rp 345 juta. Tenor 15 tahun (180 bulan). Kita asumsikan suku bunga 10,50 persen. Maka cicilan per bulan = Rp 3,02 juta. Untuk cicilan KPR sebesar Rp 3,02 juta, maka dalam kurun waktu 15 tahun, totalnya sebesar Rp 543,6 juta.
Lebih besar Rp 243,6 juta dari harga rumah yang Kamu beli. Jika Kamu terus mencicil KPR sampai jatuh tempo selesai, bank bisa dapat untung ratusan juta rupiah. Tapi lain lagi bila Kamu melunasinya lebih cepat, tentu saja keuntungan bank jadi berkurang.
Maka dari itu, debitur kena denda atau biaya pinalti sebagai bentuk ganti rugi atas hilangnya keuntungan tersebut. Besaran biaya pinalti pun antar bank berbeda-beda, besarannya tergantung bank masing-masing.
Bahkan tidak semua bank seperti itu. Ada juga bank yang membebaskan biaya pinalti jika debitur dapat melunasi KPR dalam kurun waktu yang telah ditentukan oleh bank.
Keuangan bisa goyang
Emang sih lebih cepet lebih bagus. Tetapi resiko membahayakan keuanganmu juga ada. Demi melunasi utang kamu rela mengabaikan tabungan dan dana darurat, itu adalah cara mengatur keuangan yang salah.
Gaji dihabiskan buat melunasi utang, ya kalau masih kerja dan gaji aman, kalau tidak ? Apalagi pas lagi masa-masa resesi seperti sekarang ini. Bisa saja kedepannya gaji Kamu dipotong atau malah kena PHK, ga ada yang tau kan.
Utang satu lunas tapi Kamu ga punya tabungan dan dana darurat. Akhirnya ngutang lagi buat menutup kebutuhan hidup, sama aja bo’ong kan. Kalau ingin melunasi KPR dengan cepat ada konsekuensinya, yaitu Kamu harus cari penghasilan tambahan, hidup sederhana, ngirit tapi bukan pelit.
Caranya begini, sisihkan 20 persen dari gaji tiap bulannya untuk membayar cicilan sedangkan pemasukan dari kerja sampingan ditabung untuk melunasi hutang. Dengan begitu kan Kamu tetep punya alokasi anggaran tabungan dan dana darurat di luar pelunasan KPR buat jaga-jaga.
Melunasi KPR di awal memang baik tapi harus diperhitungkan dengan cermat sebelum KPR diLunasi. Perhitungkan dan pertimbangkan lagi dampaknya untuk kondisi finansial Kamu. Jangan sampai Kamu mengorbankan banyak hal lantaran ingin cepat bebas dari utang. Apalagi sampai mengorbankan masa depan keuangan dan kebahagiaan diri Kamu.
Disadur dari kompas.com