Krisis Utang Evergrande Bikin Harga Material Melambung

Developer properti asal China Evergrande Group sedang dilanda cobaan. Evergrande Group terjerat utang sebesar 300 miliar dollar AS atau setara dengan sekitar Rp 4.276 triliun, wow.

Cobaan yang sedang dialami Evergrande Group ini ternyata menyita perhatian masyarakat dunia. Bagaimana tidak ? Evergrande Group bukanlah pengembang properti sembarangan, Ia adalah pengembang properti raksasa bertaraf internasional.

Saking besarnya dikhawatirkan fenomena Evergrande Group akan berdampak pada sektor properti dunia, Indonesia tidak terkecuali. Buktinya, Indonesia sudah mulai “ngicipi” dampak dari fenomena Evergrande Group dengan naiknya harga material.

Destiawan Soewardjono selaku Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyebutkan bahwa sejumlah barang material mulai mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, besi misalnya.

“Sebagian dari kondisi ini menyebabkan beberapa harga material meningkat cukup signifikan,” terang Destiawan dalam Public Expose, Sabtu (9/10/2021).

Tidak hanya besi, material-material lainnya pun juga bakal mengalami kenaikan harga, terutama yang diimpor dari Tiongkok. Destiawan berharap agar krisis risiko gagal bayar seiring jeratan utang Evergrande Group bisa teratasi supaya kondisi bisnis konstruksi di Indonesia bisa berjalan dengan baik.

Sementara itu,  Taufik Hendra Kusuma selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Taufik menyebutkan, dari sisi investasi bagi perseroan justru efek negatif dari Evergrande Group dinilai positif.

“Karena ada efeknya di sana, aliran dana mungkin akan pull-out (keluar) dari beberapa titik,” Taufik menambahkan.

Taufik berharap, dana asing yang ditanamkan oleh para investor di Tiongkok itu dapat keluar dan menjadi dan menjadi sumber perolehan investasi perseroan Waskita Karya bakal melaksanakan right issue atau atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Perseroan memiliki rencana untuk mendapatkan persetujuan penambahan modal dengan menerbitkan saham baru seri B sebesar 24,56 miliar saham.

Melalui mekanisme penawaran umum terbatas, nantinya besaran nominal dari penerbitan saham tersebut adalah sebesar Rp 100 per saham. Aksi korporasi ini selambat-lambatnya bakal dieksekusi menjelang akhir tahun ini dengan target Rp 12 triliun.

Disadur dari kompas.com

Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan