Sudah sewajarnya harga tanah berpengaruh terhadap harga penjualan rumah tapak. Hal tersebut sudah menjadi pakemnya di dunia properti. Tetapi, harga tanah dan rumah tapak bisa berubah menyesuaikan dengan perkembangan wilayah hingga kondisi perekonomian. Seperti halnya dengan apa yang terjadi di Jabodetabek.
Menilik laporan Cushman & Wakefield Indonesia dengan judul “Landed Residential H1-2022”, tercatat harga jual rumah tapak rata-rata mengalami peningkatan pada Semester I-2022, yaitu sebesar 4,16 persen year on year (YoY).
Sedangkan rata-rata harga tanah di Jabodetabek secara keseluruhan terpantau sekitar Rp 12.016.405 per meter persegi per Juni 2022. Tampak peningkatan 2 persen HoH.
Detilnya, di Jakarta sekitar Rp 15.258.601 per meter persegi; Bogor-Depok Rp 7.696.058 per meter persegi; Tangerang Rp 14.429.660 per meter persegi, dan Bekasi Rp 10.681.303 per meter persegi.
Terkait kenaikan harga jual rumah tapak di Jabodetabek ini sejalan dengan adanya pengoperasian infrastruktur jalan tol baru di seluruh wilayah Jabodetabek.
Ditambah dengan kenaikan harga material dan perbaikan kondisi perekonomian yang secara umum terjadi bertahap pada Semester I-2022.
Sementara itu, harga jual rumah tapak juga diprediksi akan mengalami peningkatan pada semester II-2022. Seiring dengan pembukaan infrastruktur tol baru dan tren kenaikan biaya material.
For your information, pada Semester I-2022 permintaan rumah tapak di Jabodetabek tercatat sebanyak 388.133 unit dari total pasokan 411.597 unit atau sebesar 94,30 persen.
Terpantau rata-rata unit yang ditransaksikan di Jabodetabek sekitar 25,9 unit per bulan per perumahan (+2,8 persen YoY). Angka tersebut sesuai dengan nilai penjualan rata-rata sekitar Rp 46,8 miliar per bulan per perumahan. Atau tumbuh sebesar 29 persen YoY.
Disadur dari kompas.com