Penjualan bangunan vertikal di tahun ini belum sesuai harapan, sehingga banyak hunian vertikal alias apartemen yang belum ditempati alias kosong dan menjadi apartemen ‘hantu’.
Hal ini disampaikan oleh Arvin Fibrianto Iskandar selaku Ketua Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta di sela-sela Rapat Kerja Daerah (Rakerda) REI DKI Jakarta tahun 2022.
“Untuk bangunan vertikal, itu penjualan tidak sesuai dengan yang kita harapkan, dalam arti ekspetasi penjualan tidak sebagus yang kita harapkan,” ungkap Arvin di Hotel JS Luwansa Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2022).
Arvin menyebutkan, kebijakan PPKM yang sempat diberlakukan cukup memberikan pengaruh terhadap sisi penjualan properti. Hal ini terjadi dalam kurun waktu dua tahun ke belakang.
Selain itu, kelebihan suplai bangunan yang tak diimbangi dengan sisi demand juga turut berkontribusi dalam hal ini. Menurut Arvin, selama pandemi masyarakat cenderung memilih rumah tapak ketimbang vertikal.
“Satu banyak stok yang udah jadi, terjadi sedikit over suplai. Sedangkan demand pada periode COVID-19 lebih memilih rumah tapak,” tambahnya
Menurutnya kondisi seperti ini banyak ditemukan di area SCBD, Jakarta Selatan. “Di SCBD di sekitar Sudirman dan sekitarnya, itu apartmen high risk,” imbuhnya.
Menyikapi hal ini, Arvin mengaku siap untuk menawarkan harga murah kepada konsumen. Skemanya bisa melalui subsidi walaupun harus memangkas nilai keuntungan developer.
Tak hanya itu, Arvin mengaku bakal membuat program yang lebih menarik bekerja sama dengan perbankan. Nantinya pembelian hunian vertikal berpotensi dilakukan dengan sistem KPR.
Disadur dari detik.com