Pasar properti di kawasan Asia Pasifik diperkirakan bakal mengalami kebangkitan pada 2022 esok, tidak terkecuali sektor residensial. Perkiraan ini tidak asal-asalan, tetapi merujuk pada laporan terbaru Knight Frank berjudul Asia-Pacific Outlook Report 2022: Optimism and Opportunities Ahead.
Secara keseluruhan, pada tahun 2022 esok harga residensial di seluruh wilayah diprediksi bakalan tumbuh sebesar sekitar 3-6 persen.
Akses internasional membuat adanya kemungkinan perubahan dalam soal preferensi pembelian rumah di seluruh Asia Pasifik dalam jangka waktu yang panjang.
Kemudahan untuk bekerja dari rumah, faktor kesehatan dan kesejahteraan merupakan fitur utama dalam membeli hunian sejak masa pandemi.
Menurut riset Knight Frank pada 31 Desember 2019 silam dengan 30 September 2021 kemarin, 18 dari 24 kota di kawasan Asia Pasifik telah mengalami kenaikan harga rumah ketika pandemi.
Lima kota dengan kenaikan tertinggi meliputi Guangzhou sebesar 15,6 persen, Adelaide 15,8 persen, Sydney 20,1 persen, Seoul 25,3 persen, dan Auckland sebesar 31,7 persen.
Sementara Kota Jakarta sendiri juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,2 persen. Sedangkan urutan terbawah dengan pertumbuhan sebesar -6,1 persen ditempati oleh Malaysia.
Pada 2022 esok, diperkirakan kondisi kenaikan harga residensial ini akan makin tinggi. Victoria Garret selaku Head of Residential Knight Frank Asia-Pasific menyebutkan, pasar residensial di seluruh kawasan Asia Pasifik dapat terus menguat pada tahun 2022 esok.
“Karena kawasan tersebut mulai pulih pada fase endemik,” ungkap Victoria Garret.
Pembeli asing dapat kembali ke pasar utama lebih cepat dari yang diperkirakan berkat dibukanya kembali jalur perjalanan bebas karantina.
“Sekarang adalah waktu terbaik bagi pembeli domestik untuk mengambil rumah impian mereka mengingat adanya potensi intervensi kebijakan yang dapat menghambat prospek pembelian pada tahun 2022,” tandas Victoria.
Disadur dari kompas.com
