Bisa jadi Kamu sangat sering menjumpai atap rumah dengan bentuk segitiga di Indonesia. Baik itu rumah yang menghadap depan atau ke samping.
Nah, pertanyaannya adalah kenapa atap rumah tersebut bentuknya segitiga ?
Biar lebih jelas, cek ulasannya berikut ini!
Atap rumah berbentuk segitiga atau yang juga populer dengan sebutan atap pelana ini merupakan salah satu gaya yang banyak diterapkan di rumah-rumah. Tidak hanya di Indonesia, gaya atap klasik ini juga bakalan Kamu temukan di belahan bumi lainnya.
Arsitektur kontemporer memang masih menggunakan desain atap ini, walaupun tentunya dengan beberapa perubahan gaya dan material untuk menyesuaikan dengan perubahan jaman.
Atap pelana ini mengacu pada ruang segitiga yang terbuat dari dua bidang miring ke arah yang berlawanan di mana keduanya akan bertemu di titik tertinggi atap dan meruncing.
Atap pelana sangat pas sekali Kamu-kamu yang bujetnya terbatas. Kesederhanaan desain atap pelana berarti Kamu tidak memerlukan bahan yang banyak seperti desain atap lainnya.
Bentuk atapnya yang meruncing membuat Kamu memiliki lebih banyak ruang yang bisa Kamu manfaatkan, seperti sebagai loteng, penyimpanan, atau ruangan tambahan.
Berkat kemiringan dari atap pelana ini memungkinkan hujan, daun-daun, serta sisa-sisa kotoran lainnya jatuh dengan sendirinya dari atap dan menjauhi struktur bangunan.
Kemiringan desain atap ini juga menjadikannya sebagai atap yang memiliki drainase yang sangat baik ketika hujan, salju, dan lebih tahan cuaca.
Di sisi lain, atap pelana juga memungkinkan ventilasi yang lebih baik di rumah Kamu. Angin yang berhembus masuk rumah melalui ventilasi di atap pelana akan membantu rumah Kamu menjadi lebih sejuk.
Apalagi kalau Kamu memberikan jendela pada atap pelana, tentu akan membawa pencahayaan alami dari sinar matahari ke dalam rumah.
Dengan berbagai macam keunggulannya, atap ini pun tidak luput dari kekurangannya. Atap pelana terbilang lemah terhadap tekanan angin kencang, maka atap ini harus memiliki struktur yang kuat
Disadur dari kompas.com