Jadi begini, pemecahan sertifikat tanah kavling tuh adalah cara buat ngebagi-bagi satu bidang tanah jadi beberapa bagian. Jadi, sertifikat asli tanahnya bakal dimatikan dulu, trus diganti dengan sertifikat baru yang sesuai jumlah bagian-bagian tanah hasil pecahan.
Biasanya, pemecahan sertifikat tanah kavling dilakukan buat urusan jual-beli atau pembagian waris. Dalam proses jual-beli, biasanya pecahan sertifikat dilakukan kalau ada yang mau jual sebagian tanahnya ke orang lain.
Kalau buat pembagian waris, pemecahan sertifikat dilakukan kalau tanah yang diwarisin harus dibagi-bagi ke lebih dari satu orang ahli waris.
Nah, untuk lebih jelasnya, cek ulasan berikut ini ya.
Jenis-Jenis Pemecahan Sertifikat Tanah Kavling
1. Pecah Sertifikat Tanah Kavling atas Nama Perusahaan
Yow! Gini nih cara pecahin sertifikat tanah kavling kalo buat perusahaan. Jadi, pecahan sertifikat tanah kavling itu ada dua jenis, yakni buat perusahaan dan buat individu.
Biasanya, kalo buat perusahaan, misalnya developer, mereka mau bangun perumahan, kan? Nah, buat dapetin sertifikat buat setiap unit rumah, mereka bakal pecahin bidang tanah yang mereka punya jadi beberapa kavling.
Nah, ini nih dokumen-dokumen yang perlu disiapin buat pecahin sertifikat tanah kavling buat perusahaan:
- Sertifikat tanah asli
- Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB)
- Fotokopi KTP sama KK pemohon
- Surat pernyataan pemecahan yang ditandatangani pemegang hak (isi suratnya ngejelasin alasan pecahan tanah, sama sketsa lokasi yang mau dipisah)
- Surat kuasa kalo mau nyuruh orang lain aturin, contohnya notaris
- Formulir dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan dokumen pelengkap kayak:
- Identitas diri
- Ukuran, lokasi, dan kegunaan tanah yang diminta
- Pernyataan kalo tanahnya gak ada masalah sengketa
- Pernyataan kalo tanahnya bener-bener dikuasai secara fisik.
2. Pecah Sertifikat Tanah Kavling oleh Orang Pribadi
Buat pecahan sertifikat tanah sama orang pribadi, biasanya itu dilakuin kalo orang mau jual sebagian tanahnya atau kalo lagi ngurusin harta warisan yang berupa tanah buat dibagi-bagi ke beberapa ahli waris.
Nah, penting nih buat diketahui, kalo pecahan sertifikat tanah buat jual beli dan buat warisan itu punya persyaratan yang beda. Berikut persyaratan buat mecahin sertifikat tanah buat jual beli dan buat warisan.
Syarat Buat Pecah Sertifikat Tanah buat Jual Beli:
- Isi dan tandatangan formulir permohonan yang udah diisi sama pemohon atau kuasanya, pake materai
- Surat Kuasa kalo ada yang ditunjuk buat urusin
- Fotokopi KTP dan KK pemohon sama kuasa kalo ada, yang udah dibandingin sama aslinya sama petugas loket
- Sertifikat tanah asli
- Izin Perubahan Penggunaan Tanah kalo ada perubahan penggunaannya
- Lampiran bukti SSP/PPh sesuai aturan
- Rencana tapak dari Pemerintah setempat
Syarat Buat Pecah Sertifikat Tanah buat Warisan:
- Isi dan tandatangan formulir permohonan yang udah diisi sama pemohon atau kuasanya, materai cukup
- Surat Kuasa kalo ada yang ditunjuk buat urusin
- Fotokopi KTP dan KK pemohon/para ahli waris sama kuasa kalo ada, yang udah dibandingin sama aslinya sama petugas loket
- Sertifikat tanah asli
- Surat Keterangan Waris sesuai peraturan
- Akta Wasiat Notariil
- Fotokopi SPPT dan PBB tahun berjalan yang udah dibandingin sama aslinya sama petugas loket, bukti SSB (BPHTB), dan bukti bayar uang pemasukan pas lagi daftar hak
- Penyerahan bukti SSB (BPHTB), bukti SSP/PPH buat tanah yang nilainya lebih dari 60 juta rupiah, dan bukti bayar uang pemasukan pas lagi daftar hak.
Cara Pemecahan Sertifikat Tanah Kavling
Pada dasarnya, cara pecahin sertifikat tanah buat warisan atau jual beli gak beda jauh. Ada dua opsi yang bisa diambil, pertama lo bisa pecahin sertifikat lewat notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Nah, prosesnya simpel, lo tinggal serahkan semua urusan pecahin sertifikat ke notaris/PPAT. Tapi inget ya, kalo lo pilih jalur notaris/PPAT, lo harus siapin duit buat bayar jasa mereka, biasanya sekitar 0,5–2,5% dari total transaksi.
Alternatifnya, lo bisa urus pemecahan sertifikat sendiri langsung ke kantor ATR/BPN setempat, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Daftar dan Ukur Tanah
Setelah lo kumpulin semua dokumen yang dibutuhkan, langsung deh ke kantor ATR/BPN setempat. Lo bakal diminta isi formulir yang nanya identitas lo dan info tentang tanah yang bakal dipecah. Kalo dokumennya udah lengkap, serahkan ke petugas, nanti lo dikasih tanda terima.
Selanjutnya, dalam beberapa hari, petugas BPN akan ngukur tanahnya, dengan nggambar dan ngepetakin lokasi tanah yang bakal dipecah.
2. Surat Ukur dan Sertifikat
Setelah tanahnya diukur, BPN bakal nerbitin surat ukur tanah kavling, yang kemudian diganti dengan surat tanah di Subseksi Pendaftaran Hak dan Informasi (PHI).
Baru deh sertifikat tanah bisa dipecah dan ditandatangani oleh kepala lembaga pertanahan. Biasanya proses bikin sertifikat tanah setelah pemecahan butuh sekitar 15 hari dari berkas diterima.
Tapi kalo tanahnya dibagi jadi lebih dari lima bidang, proses pemecahan dan pembuatan sertifikat bisa makan waktu lebih lama.
Biaya Pemecahan Sertifikat Tanah Kavling
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2002, biaya pecahin tanah dikenain biaya sekitar Rp25.000 (bisa dihitung sesuai kelipatan).
Selain itu, ada juga biaya pecah tanah lain yang mesti disiapin, kayak:
- Biaya Daftar = Rp100 ribu
- Biaya ukur tanah
- Nih rumus biaya ukur tanah:
- Kalo luas tanah sampe 10 hektar; total biayanya = (luas tanah dibagi 500 dikali HSBKU*) ditambah Rp100.000
- Kalo luas tanah antara 10–1.000 hektar; total biayanya = (luas tanah dibagi 4000 dikali HSBKU) ditambah Rp14.000.000
- Kalo luas tanah di atas 1.000 hektar; total biayanya = (luas tanah dibagi 10.000 dikali HSBKU) ditambah Rp134.000.000
- Biaya Pemeriksaan Tanah; total biayanya = (luas tanah dibagi 500 dikali HSBKPa*) ditambah Rp350.000
- Biaya TKA = Rp250 ribu
- Biaya BPHTB = 5% dari (NPOP-NPOPTKP)
Keterangan:
*HSBKU adalah Harga Satuan Biaya Khusus Pengukuran
*HSBKPa adalah Harga satuan Biaya Khusus Panitia Penilai A