Kalau Kamu mau beli rumah di Australia buat tempat tinggal atau investasi, asal tau aja ya, harga rumah di Australia diprediksi bakalan naik 10 persen pada tahun ini. Suku bunga rendah dan sentimen membaik yang jadi penggeraknya nih.
Tetapi, meski begitu bukan berarti tanpa risiko, kata Goldman Sachs Group, ada risiko termasuk potensi Reserve Bank of Australia (RBA) lebih hawkish (kecenderungan menaikkan suku bunga acuan).
Goldman juga menyebutkan dalam catatan penelitian yang dirilis pada Jumat (5/3/2021), prospek konstruksi perumahan dan omzet juga menguat dalam beberapa bulan terakhir.
Dikombinasikan dengan efek kekayaan yang positif, Goldman memprediksi “dorongan keseluruhan industri perumahan terhadap PDB tahunan akan berada di sekitar +1 poin persentase” selama beberapa tahun kedepan.
“Prospek ini mengasumsikan bahwa imigrasi normal kembali ke level sebelum Covid pada 2022 dan RBA [bank sentral Australia] tidak menaikkan suku bunga sampai kuartal II/2024,” tulis kepala ekonom Goldman untuk Australia Andrew Boak.
“Pembatasan perbatasan yang lebih berkepanjangan atau pengetatan kebijakan moneter yang lebih awal dari perkiraan menimbulkan risiko penurunan,” imbuhnya.
Lebih jauh lagi, Goldman memperkirakan bahwa harga rumah meningkat sebesar 5 persen tahun depan dan 3 persen pada 2023.
Karena ekonomi sudah pulih, pasar perumahan Austalia telah mengumpulkan kekuatan, tercatat pada Februari kenaikan harga bulanan terbesar dalam rentang 17 tahun terakhir.
Boak sangat memperhatikan potensi Gubernur RBA Philip Lowe untuk berubah hawkish selama beberapa tahun ke depan di tengah kecemasan baru seputar risiko stabilitas makro dan tingkat utang perumahan.
“Untuk saat ini, kami mengharapkan RBA tetap dovish [kecondongan bank sentral menunda kenaikan suku bunga acuan] dan fokus pada pencapaian target untuk inflasi dan pengangguran, dan untuk mengurangi risiko seputar kenaikan harga rumah,” sambungnya.
Perumahan Australia mulai take off usai bank sentral memotong suku bunga ke rekor terendah dan mengatakan mereka kemungkinan akan mempertahankannya paling tidak selama 3 tahun.
Namun, ternyata ledakan harga tersebut malah menyulitkan kaum muda untuk membeli properti, sebuah laporan menunjukkan pekan lalu dengan Sydney pasar ketiga paling terjangkau di dunia, dan Melbourne keenam.
Disadur dari bisnis.com