Salah satu sektor usaha yang terdampak cukup parah gara-gara pandemi Covid-19 ini adalah industri properti. Pandemi ini bikin rumah susah dijual, sekalinya dijual harganya anjlok.
Namun, industri properti mulai beranjak pulih di sepanjang Kuartal III-2021 ini guys. Hal itu terlihat dari laporan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang dirilis Bank Indonesia (BI), Jumat (15/11/2021).
Dari laporan tersebut, Surabaya keluar sebagai daerah dengan harga rumah paling tinggi se-Indonesia dengan IHPR 354.61 atau naik dari kuartal sebelumnya 353.53 quarter to quarter (qtq) dan 353.08 jika Kita bandingkan pada periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy). Kenaikan harga ini terjadi di semua tipe rumah baik yang kecil, sedang, maupun besar.
Kemudian disusul oleh Manado dengan IHPR sebesar 346,18 atau naik dari kuartal sebelumnya yaitu 342.72 dan tetap naik jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar 326.69.
Di posisi ketiga ada kota Makassar dengan IHPR 343.3 atau naik dari 341.70 dari kuartal sebelumnya (qtq). Kenaikan harga ini pun juga terjadi di semua tipe rumah.
Bertengger di posisi keempat adalah kota Bandung dengan harga properti yang cukup tinggi pada Kuartal III 2021 dengan IHPR 286.15 atau naik tipis dari 285.12 pada Kuartal II 2021. Kenaikan harga properti ini juga terjadi di semua tipe rumah.
Posisi Kelima ada kota Medan dengan IHPR 277.97 atau naik tipis dari 277.06 pada Kuartal II 2021. Kenaikan harga properti ini terjadi di tipe rumah menengah dan tipe rumah besar. Sedangkan segmen rumah kecil IHPR-nya sama dengan tahun lalu.
Keenam, Palembang dengan IHPR di Kuartal III 2021 naik menjadi 263.34 dari 262.42 (qtq). Kenaikan harga properti terjadi pada tipe rumah kecil dan sedang. Tipe rumah besar IHPR-nya tetap sama dengan tahun lalu.
Selanjutnya ada Jabodetabek-Banten dengan IHPR 230.26 atau naik dari 229.80 pada kuartal sebelumnya. Kenaikan ini juga terjadi di semua tipe rumah.
Pada umumnya, hasil survei harga properti residensial pada triwulan III-2021 ini masih tumbuh terbatas secara tahunan. Tercatat IHPR Kuartal III-2021 tumbuh sebesar 1,41 persen (yoy) sedikit lebih rendah dibandingkan 1,49 persen (yoy) pada triwulan II-2021, maupun dibandingkan 1,51 persen (yoy) pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perlambatan IHPR tersebut terutama terjadi pada tipe menengah dan tipe kecil yang masing-masing tercatat tumbuh sebesar 1,39 persen (yoy) dan 2,03 persen (yoy), lebih rendah dari 1,59 persen (yoy) dan 1,39 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya, sedangkan pada tipe besar tumbuh relatif stabil pada kisaran 0,80 peren (yoy).
Disadur dari kompas.com