Kepulauan Seribu yang terletak di gugusan kepulauan teluk DKI Jakarta menjadi peluang yang menarik bagi para investor properti. Bahkan, Kepulauan Seribu digadang-gadang mampu bersaing dengan kawasan wisata di Pulau Maldives.
Hal ini disampaikan oleh Banjaran Surya Indrastomo, Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
“Ini [Kepulauan Seribu] yang menurut saya belum tergarap dengan baik. Padahal, Kepulauan Seribu ini dilihat sebagai “the next maldives” ataupun sebagai opportunity yang baik,” ungkap Banjaran dalam paparannya di Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD REI DKI Jakarta, Kamis (8/9/2022) kemarin.
Banjaran menceritakan kisahnya menemani investor dari Arab Saudi untuk menjelajahi potensi investasi di Jakarta. Dari sudut pandang investor, terdapat peluang besar bagi pengembang di kawasan kepulauan di Jakarta untuk melahirkan proyek-proyek unggulan.
Terlebih, Banjaran menilai bahwa secara demand terhadap laser (sesuai permintaan dan kebutuhan) properti ini juga terus meningkat di Indonesia.
Tak hanya itu, banyaknya pulau-pulau kecil seperti Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, Pulau Tidung, dan Pulau Harapan juga dinilai menguntungkan. Pasalnya, bisa menjadi alternatif destinasi wisata masyarakat Jabodetabek.
Ditambah lagi kawasan ini juga memiliki akses transportasi yang mendukung mulai dari speedboat, kapal sewa, dan kapal nelayan. Banjaran menilai, potensi tersebut perlu digali untuk dapat mendorong turis maupun investor asing masuk ke Indonesia.
Di sisi lain, menurutnya selama ini para developer masih fokus sekali dengan residensial properti hingga shopping mall yang memang memiliki pasar yang cerah.
“Namun, beberapa shopping mall kini banyak yang sudah berpindah kepemilikan selama pandemi ini. Ini sejalan dengan institusional investor concern atau kekhawatiran investor saat ini,” terangnya.
Investor mulai menggeser perhatiannya kepada investasi yang bersifat aset bassed lantaran situasi kondisi perekonomian yang tak stabil dan jauh dari kepastian. Maka, properti merupakan aset yang tepat disamping infrastruktur seperti jalan tol.
“Jadi ini bisa dijadikan opportunity karena saya aware beberapa dari vertical building itu sekarang sedang proses akusisi dengan beberapa investor terutama dari Jepang,” ungkap Banjaran.
Dengan begitu, dirinya merasa bahwa gairah investasi itu akan terus ada dan harus disambut oleh para developer dengan menawarkan konsep serta inovasi baru.
“Hal ini akan mendorong pasar properti dan pertumbuhan Jakarta dengan konsep yang berbeda, tidak hanya smart city tapi the future city,” kata Banjaran.
Disadur dari bisnis.com