Tips Bikin Rumah Idaman di “Gang Senggol”

Istilah gang senggol digunakan untuk menyebut jalan kecil atau gang sempit di antara bangunan rumah warga. Dinamai seperti itu lantaran warga yang melaluinya akan bersenggolan dengan satu sama lain karena sempitnya jalan tersebut. Biasanya, jalan-jalan tersebut hanya bisa dilalui dengan jalan kaki atau motor.

Sebenarnya cukup layak, hanya saja terkesan sumpek dan kurang nyaman untuk ditinggali lantaran lokasinya yang berada di dalam gang.

Arsitek Andrea Fitrianto memaparkan, permukiman yang terletak di gang senggol ini tumbuh secara organik karena kepadatan penduduk perkotaan yang semakin besar.

“Kota-kota di Indonesia itu kan banyak yang tumbuh secara organik sehingga kita punya kampung kota. Dan saat ini posisinya di permukiman seperti ini memang peraturan dan standar tidak terlalu berjalan,” ujar Andrea kepada Kompas.com, Kamis (25/4/2019).

Gang-gang sempit ini, lanjut Andrea, bisa menjadi ruang komunal tempat berkumpulnya para warga. Bahkan, jalan ini bisa menjadi ruang multifungsi warga, sehingga praktis ruangan di dalam rumah hanya berfungsi sebagai area privat.

Untuk itu, buat Kamu yang ingin membangun rumah di area ini, Kamu harus mendesainnya untuk tidak menempel dengan tembok batas lahan. Pasalnya, guna memberikan celah untuk cahaya dan ventilasi alami ruangan. Celah ini juga dapat mengantisipasi jika terjadi kebakaran serta mencegah api tidak akan cepat menjalar ke rumah tetangga.

Tak hanya itu, Andrea juga menyarankan agar pemilik rumah memperhatikan talang dengan benar supaya air cucuran hujan tidak jatuh ke lahan sebelah atau rumah tetangga.

Lebih lanjut, Andrea menyarankan agar rumah warga tidak menempel satu sama lain, terdapat celah atau jarak antar rumah yang dapat digunakan untuk akses kendaraan pemadam maupun selang masuk ke dalam pemukiman.

Soal material bangunan, Andrea menyebutkan semua material bangunan seperti bata, kayu, maupun bambu bisa digunakan. Tetapi, yang terpenting terkait menghadirkan kenyamanan di pemukiman adalah adanya komunikasi dan musyawarah antar warga.

“Itu memang enggak sederhana, para pemilik harus kumpul duduk bersama dan musyawarah kenapa gang itu harus dibuat standar, ada sempadannya, air cucuran atap jatuhnya ke mana, posisi septic tank terhadap sumur tetangga, ini yang harus disepakati,” jelas Andrea. 

Hal ini bermaksud untuk menciptakan kenyamanan bagi seluruh warga yang tinggal. Warga sekitar juga harus dilibatkan khususnya mengenai sanitasi dan risiko kebakaran.

“Kalau yang umum tadi sudah ditangani baru kita dapatkan level ukuran-ukuran yang menentukan rumah yang nyaman,” pungkas dia.

Disadur dari kompas.com

Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan