Penjualan Properti DIY Lesu Gara-gara Kasus Tanah Kas Desa

Seretnya bisnis properti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belakangan ini dipicu oleh kasus mafia tanah kas desa yang terjadi di tempat ini. Menurut DPD Real Estat Indonesia (REI) DIY, kasus ini bikin masyarakat jadi waswas sekaligus skeptis buat menanamkan modalnya.

Ilham Muhammad Nur selaku Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, bilang penjualan properti lesu pada 2 – 3 bulan terakhir akibat kasus tanah kas desa. Katanya, biasanya pada masa perkuliahan perdana atau bulan September penjualan meningkat.

“Bisa jadi dua sampai tiga bulan terakhir turun karena faktor [kasus] tanah kas desa. Kasus tanah kas desa yang terjadi bagi kami rupanya agak berpengaruh [pada bisnis properti],” ucapnya, Senin (18/9/2023).

Ilham bilang, penjualan belum juga menggembirakan sampai pada pertengahan September 2023. Mulanya, REI berpikir kalau masyarakat masih fokus ke kebutuhan pendidikan. Biasanya berlangsung sampai bulan Agustus, dan pada bulan September mulai meningkat.

“Waktu itu sih asumsi kami sederhana, karena masyarakat sedang ada kebutuhan urgent lainnya, yaitu dunia pendidikan. Biasanya setelah dunia pendidikan selesai mereka melihat peluang investasi lain. Contoh sederhana anaknya yang mencari kos, carikan rumah,” terangnya.

Tapi nyatanya sampai September kondisinya masih belum seperti yang diharapkan. Ilham berharap pada Oktober kondisinya menjadi lebih baik. Menurut blio, masyarakat luar DIY menyumbang sekitar 40 – 50 persen pasar properti DIY.

“Pasar kami 40-50 persen memang masyarakat luar Jogja, ya tentunya itu menunggu momen. Bisa jadi mereka akan terjadi rebound di September ini, harapan kami, tetapi belum. Mungkin Oktober tergantung dari gencarnya kami memberikan penawaran kepada masyarakat atau calon konsumen,” kata dia.

Ilham juga negasin kalau anggota REI gak akan pernah manfaatin tanah kas desa dalam proyeknya. Menurutnya, kasus TKD ini bikin pasar nasional REI menunda untuk beli properti. Mereka pending dulu, mereka nyari dulu informasi sebelum membeli.

“Jadi yang di luar Jogjakarta menjadi lebih berhati-hati menunggu. Salah satu cara yang kami lakukan adalah meyakinkan konsumen bahwa perumahan yang dibangun anggota REI bukan TKD.” Katanya.

Disadur dari harianjogja.com

Bergabunglah dengan Diskusi

Compare listings

Membandingkan