Untuk membeli satu unit rumah Kita harus merogoh kocek yang cukup dalam, gak tanggung-tanggung mulai dari ratusan juta sampai miliaran rupiah. Masalahnya, ada banyak sekali modus penipuan dalam bisnis properti ini, dan sekalinya kena bisa amsyong.
Para penipu akan mengeksploitasi minimnya pengetahuan seseorang dalam proses jual beli rumah. Praktiknya pun datang dalam berbagai macam bentuk modus. Karena itulah, tetap waspada dan perhatikan modus-modus praktik penipuan berikut ini:
1. Peretasan Email
Bisa jadi modus seperti ini pada awalnya akan sulit dideteksi lantaran semuanya tampak normal-normal saja. Biasanya, penipu berhasil nge-hack akun email milik agen properti dan memantau komunikasi antara Kamu sebagai pembeli dan agen selama beberapa minggu.
Kemudian, penipu akan berpura-pura sebagai agen properti dengan mengirimkan pesan kepada si pembeli melalui akun email agen properti. Penipu akan menginformasikan tentang tanggal batas transaksi uang muka atau DP misalnya serta menentukan alamat bank rekening tujuan.
Kalau sudah begini kan bakalan susah, tapi tenang ada cara untuk mengantisipasinya. Kamu bisa mengkonfirmasi agen properti terlebih dahulu melalui nomor kontak yang sudah Kamu pegang.
Atau Kamu juga bisa membuat kesepakatan dengan agen properti agar transaksi apapun itu dilakukan secara tatap muka. Ini penting demi menjaga kepercayaan satu sama lain.
2. Modus jual dan sewa properti murah
Dalam modus ini, penipu akan memasang iklan secara online melalui saluran tak resmi seperti pasar Facebook atau marketplace lainnya. Harga yang dipasang pun tak masuk akal, harganya jauh lebih rendah ketimbang harga rumah pada umumnya. Alasannya pun alasan klasik, lagi BU alias butuh uang katanya.
Selain itu, para penipu ini juga punya modus lanjutan lainnya, misalnya mereka enggan untuk bertemu di rumah yang dipasarkan, mereka mendesak Kamu untuk membayar setoran secara cash atau mentransfernya, dan mereka pun mungkin akan memberimu satu set kunci yang tentunya tidak bisa digunakan.
Meskipun terbilang mudah untuk dihindari, tetapi modus ini juga bisa memangsa korban. Karena itulah, gunakanlah saluran terpercaya ketika mencari rumah dan jangan pernah membayar deposit tanpa melihat tempatnya terlebih dahulu dan menandatangani perjanjian apa pun.
3. Rumah tak sesuai
Pemula biasanya akan terpesona dengan tampilan permukaan dari rumah dan melupakan bagian penting pemeriksaan dan pengecekan mendalam terhadap rumah yang dijual. Masalahnya, si penjual telah melakukan sejumlah persiapan sebelum memasarkannya.
Persiapan tersebut di antaranya seperti struktur bangunan yang rapuh, tembok pecah yang disembunyikan dengan cara mengecat ulang tembok. Belum lagi soal instalasi listrik atau air yang luput dari pemeriksaan, hal ini tentunya berbahaya bagi penghuni.
Jika Kamu tak paham cara melakukan pengecekan rumah, maka Kamu bisa menyewa jasa agen properti atau profesional untuk melakukan pengecekan. Ingat, jangan pernah beli kucing dalam karung ya bestie. Apalagi soal rumah, wah bisa rugi bandar Kamu!
4. Transfer uang ke penipu
Selama tahun 2017 lalu, tercatat sebanyak 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,4 triliun penipuan properti di dunia yang uangnya ditransfer kepada akun milik penipu.
Untuk mengantisipasinya adalah dengan memperhatikan email yang Kamu terima dan bekerja sama dengan tim di lapangan. Email yang banyak kesalahan dalam ejaannya dan mendesak Kamu agar cepat-cepat mengambil keputusan harus diwaspadai.
Jangan sekali-kali mentransfer uang tanpa berkomunikasi terlebih dahulu lewat sambungan telepon dan jika terdapat hal-hal yang mencurigakan, maka skip aja.
5. Profesional properti palsu
Dalam modus ini, penipu akan menyamar sebagai seorang pengacara atau makelar properti. Profesional palsu ini akan merayu Kamu agar mentransfer dana ke akun mereka, mengeklaim akan menahannya sampai transaksi selesai.
Agar Kamu terhindar dari modus ini adalah dengan memeriksa kredibilitas dan validitas siapa pun yang bekerja denganmu selama transaksi properti. Penting untuk diketahui bahwasanya kebanyakan penipuan sangat memanfaatkan momentum korban yang membuat keputusan secara tergesa-gesa.
Disadur dari kompas.com